Tim DVI Indonesia secara hati-hati dan seksama melakukan identifikasi korban kecelakaan Sukhoi Superjet-100 sebelum memastikan identitas korban yang bisa dievakuasi. (ANTARA/M Agung Rajasa)
... kedatangan Prof Ivanof, kami harapkan proses pemeriksaan DNA keseluruhan korban Sukhoi bisa berlangsung cepat...
Jakarta (ANTARA News) - Prof Pavlov Ivanof ahli DNA Rusia sudah berada di Jakarta. Dia turut dalam Tim Disaster Victim Identification (DVI) di RS Polri Kramatjati, Jakarta, mengidentifikasi korban Sukhoi Superjet 100.

"Dengan kedatangan Prof Ivanof, kami harapkan proses pemeriksaan DNA keseluruhan korban Sukhoi bisa berlangsung cepat," kata Kapusdokkes Polri, Brigadir Jenderal Polisi Mussadeq Ishaq, kepada wartawan, Kamis.

Mussadeq menjelaskan, pihaknya memastikan proses identifikasi para korban Sukhoi Superjet 100 akan memakan selama dua minggu.

"Tim DVI akan mengumumkan hasil identifikasi secara keseluruhan. Secara prosedur, tidak dimungkinkan hasil identifikasi diumumkan satu per satu kepada pihak keluarga," jelasnya.

Ia menambahkan, sedikitnya 35 kantong jenazah telah dikirimkan ke 34 Polri Kramatjati.

"Kantong jenazah tersebut terdiri atas 30 jenazah dan lima kantong berisi barang-barang milik para korban Sukhoi," tambahnya.

Pada sisi lain, black box Sukhoi Superjet 100 itu belum sempurna ditemukan. Masih ada bagian lain, Flight Data Recorder, yang dicari Tim SAR gabungan di Gunung Salak.

Pesawat Sukhoi jatuh di kawasan Gunung Salak, Kabupaten Bogor, Rabu (9/5), saat melakukan demonstrasi terbang dengan membawa 45 pengikut.

35 berkewarganegaraan Indonesia, dari Prancis dan Amerika Serikat masing-masing satu orang serta delapan orang dari Rusia. (ANT-306)
Editor: Ade Marboen