Bakteri adalah domain yang terdiri dari makhluk hidup yang tidak
memiliki membran inti (prokariota). Bakteri dulu terbagi menjadi
Bacteria dan Archaebacteria, namun sekarang Archaebakteria memiliki
domain sendiri yang disebut Archaea. Bakteri memiliki ciri-ciri antara
lain tidak memiliki membran inti, tidak memiliki organel bermembran,
memiliki dinding sel peptidoglikan, dan materi asam nukleatnya berupa
plasmid (Postlethwait dan Hopson, 2006).
Bakteri memiliki beragam variasi bentuk, seperti coccus, basil, dan
spiral. Bakteri dapat hidup soliter maupun berkoloni dan berkembang biak
dengan cara membelah diri. Bakteri memiliki habitat yang bervariasi,
dari air, tanah, udara, hingga dalam tubuh hewan, misalnya dalam usus
manusia. Bakteri ada yang dapat hidup secara anaerob murni dan akan mati
dengan adanya oksigen, ada yang bersifat aerob dan memerlukan oksigen
untuk metabolismenya, dan ada yang bersifar aerob fakultatif yaitu dapat
hidup pada kondisi anaerob, tapi bila ada oksigen, metabolismenya
bersifat aerob (Betsy dan Keogh. 2005).
Bakteri secara genetis diklasifikasikan menjadi 5 grup besar, yaitu
Proteobacteria, Cyanobacteria, Spirocheta, Chlamydia, dan Firmicuta.
Proteobacteria merupakan grup bakteri terbesar dan merupakan asal usul
mitokondria pada eukariota dengan proses endosimbiosis. Cyanobacteria
merupakan grup bakteri yang memiliki klorofil dan dapat berfotosintesis.
Spirocheta adalah kumpulan bakteri yang berbentuk spiral. Chlamydia
adalah bakteri dengan ukuran yang relatif kecil dibanding grup lain dan
umum hidup sebagai parasit. Firmicuta adalah bakteri yang umum
memproduksi endspora (Purves dan Sadava, 2003).
Isolasi bakteri adalah proses mengambil bakteri dari medium atau
lingkungan asalnya dan menumbuhkannya di medium buatan sehingga
diperoleh biakan yang murni. Bakteri dipindahkan dari satu tempat ke
tempat lainnya harus menggunakan prosedur aseptik. Aseptik berarti bebas
dari sepsis, yaitu kondisi terkontaminasi karena mikroorganisme lain.
Teknik aseptik ini sangat penting bila bekerja dengan bakteri. Beberapa
alat yang digunakan untuk menjalankan prosedur ini adalah bunsen dan laminar air flow Bila
tidak dijalankan dengan tepat, ada kemungkinan kontaminasi oleh
miroorganisme lain sehingga akan mengganggu hasil yang diharapkan.
Teknik aseptik juga melindungi laboran dari kontaminasi bakteri
(Singleton dan Sainsbury, 2006).
Bakteri di alam umumnya tumbuh dalam populasi yang terdiri dari
berbagai spesies. Oleh karena itu, untuk mendapatkan biakan murni,
sumber bakteri harus diperlakukan dengan pengenceran agar didapat hanya
100-200 bakteri yang ditransfer ke medium, sehingga dapat tumbuh menjadi
koloni yang berasal dari bakteri tunggal. Ada beberapa metode untuk menginokulasi bakteri sesuai dengan jenis
medium tujuannya. Pada medium agar tegak, dilakukan metode tusuk
menggunakan jarum ose. Pada medium agar miring, dilakukan metode gores
dengan menggunakan loop ose. Pada medium petridisk, dapat digunakan metode streak plate (metode gores), pour plate (metode tuang) atau spread plate
(metode sebar) Setelah inokulasi, dilakukan proses inkubasi, yaitu
menyimpan medium pada alat atau kontainer ada temperatur tertentu dan
periode tertentu, sehingga tercipta lingkungan yang menyediakan kondisi
cocok untuk pertumbuhan bakteri. (Harley dan Presscot, 2002).
Metode gores atau streak plate
menggunakan loop ose
dan menggoreskannya ke permukaan medium agar dengan pola tertentu
dengan harapan pada ujung goresan, hanya sel-sel bakteri tunggal yang
terlepas dari ose dan menempel ke medium. Sel-sel bakteri tunggal ini
akan membentuk koloni tunggal yang kemudian dapat dipindahkan ke medium
selanjutnya agar didapatkan biakan murni.
Spread Plate (agar tabur ulas)
Spread plate adalah teknik menanam dengan
menyebarkan suspensi bakteri di permukaan agar diperoleh kultur murni.
Adapun prosedur kerja yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut :· Ambil suspensi cairan senamyak 0,1 ml dengan pipet ukur kemudian teteskan diatas permukaan agar yang telah memadat.·
Batang L atau batang drugal diambil kemudian disemprot alkohol dan
dibakar diatas bunsen beberapa saat, kemudian didinginkan dan ditunggu
beberapa detik.· Kemudian disebarkan dengan
menggosokannya pada permukaan agar supaya tetesan suspensi merata,
penyebaran akan lebih efektif bila cawan ikut diputar.· Hal yang perlu diingat bahwa batang L yang terlalu panas dapat menyebabkan sel-sel mikroorganisme dapat mati karena panas.
Pour Plate (agar tuang)
Sumber :
Betsy dan Keogh. 2005. Microbiology Demystifed. McGraw-Hill Publisher. USA.
Harley dan Presscot. 2002. Laboratory Exercise in Microbiology. McGraw-Hill Publisher. USA.
Purves dan Sadava. 2003. Life The Science of Biology 7th Edition. Sinauer Associates Inc. New York.
Singleton dan Sainsbury. 2006. Dictionary of Microbiology and Molecular Biology 3rd Edition.